Dalam rangka implementasi budaya kerja membangun wilayah yang bebas dari korupsi (WBK) Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Bulu melakukan studi tiru atau ngangsu kwaruh terkait Reformasi Birokarsi dan Zona Integritas khususnya manajemen perubahan, penguatan akuntabilitas dan pelayanan publik pada tanggal 2-5 Oktober 2023 di 3 (tiga) lokasi, yaitu Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dan Biro Organisasi DIY.

Hari ke-1

Dalam kunjungan hari pertama di lokasi pelabuhan perikanan pantai sadeng yang berlokasi di Girisubo, Gunungkidul. Tim pelabuhan perikanan pantai bulu melakukan studi tentang membangun manajemen perubahan dan akuntabilitas dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pelabuhan Sadeng salah satu pelabuhan yang memiliki potensi kepelabuhan yang tinggi.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pelabuhan Sadeng mengatakan bahwa untuk meningkatkan perubahan budaya kerja, kita menyampaikan prosedur-prosedur kegiatan dengan dilakukan forum discussion untuk menampung saran masukan dari staff.

Kami selalu memberikan pelayanan yang terbaik, dan selalu mempublikasikan perolehan indek kepuasan masyarakat di titik keramaian masyarakat salah satunya di TPI sesuai yang disampaikan Kepala Seksi Operasional Pelabuhan dan Kesyahbandaran.

Selanjutnya dilakukan studi lapangan terkait pola budaya kerja, tatacara pemetaan potensi, lokasi pelayanan publik terpadu serta lokasi bongkar ikan dari kapal-kapal diatas 30 GT

Hari Ke-2

Dalam kunjungan dihari selanjutnya di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, kunjungan ini menitikberatkan terkait penguatan akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik sehingga tercipta budaya kerja yang kongkrit atau nyata terhadap masyarakat.

Dalam penyajian materi dari Bapak Fitrianto Noorcahyo,S.Pi, M.Eng menyampaikan dengang penguatan akuntabilitas disini kami selalu melakukan monev terkait percapaian indikator dengan konsep efisiensi dimana dengan keberhasilan 100% dengan anggaran yang sangat minim yang termonitor dalam aplikasi SENGGUH.

Budaya Kerja kami yaitu SATRIYA BerAKHLAK merupakan kesatuan budaya kerja Pemprov DIY dan pemerintah pusat. SATRIYA memiliki makna

  • Pertama, SATRIYA dimaknai sebagai watak ksatria. Watak ksatria adalah sikap memegang teguh ajaran moral : sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh (konsentrasi, semangat, percaya diri dengan rendah hati, dan bertanggung jawab). Semangat dimaksud adalah golong gilig yang artinya semangat persatuan kesatuan antara manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia. Sifat atau watak inilah yang harus menjiwai seorang aparatur dalam menjalankan tugasnya.
  • KeduaSATRIYA sebagai  singkatan dari : Selaras, Akal budi Luhur-jatidiri, Teladan-keteladanan, Rela Melayani, Inovatif, Yakin dan percaya diri, dan Ahli-profesional.  Masing-masing merupakan butir-butir dari falsafah Hamemayu Hayuning Bawana yang memiliki makna dan pengertian luhur yang selanjutnya dijabarkan dalam indikator-indikator perilaku sebagaimana uraian berikut.

Hari Ke-3

Dikunjungan dihari ketiga, Tim PPP Bulu melakukan sharing ilmu dalam membangun budaya reformasi birokrasi(RB) dan zona integritas(ZI) di Biro Organisasi DIY. Dalam sambutannya Tim Biro menyampaikan bagiamana konsep membangun RB yang sesuai dan menjadi budaya kerja.

Dalama hasil kunjungan dari Biro disarankan membangun RB dan ZI harus memberikan pelayanan-pelayanan terbaik dan tanpa harus mengejar prestasi atau peringkat. Dengan pelayanan-pelayanan publik yang baik akan menciptakan ekosistem budaya kerja tersendiri dalam mewujudkan pelayanan dengan predikat WBK atau WBBM